Rasa buahnya yang khas, tentu tak asing lagi bagi kita. Bagaimana jika kita pingin menanamnya dalam pot?
Sawo tergolong tanaman multiguna. Selain berfungsi sebagai tanaman penghijau di lahan-lahan kering dan kritis, sawo juga berfungsi sebagai penghasil getah untuk bahan baku industri permen karet. Tanaman ini juga rajin berbuah dengan rasa buah yang manis, segar, dan bergizi tinggi. Tak cuma itu, sawo pun bisa di-tabulampot-kan hingga punya nilai estetika tinggi, sekaligus sebagai apotik hidup keluarga.
Tanaman sawo (Achras zapota) termasuk famili Sapotaceae. Hidupnya menahun, batang berkayu keras, dan percabangannya cukup rapat. Bunga sawo muncul dari ketiak-ketiak daun, sedangkan buahnya terbentuk menggantung pada tangkai buah. Daging buah cukup tebal, mengandung banyak air, dan bergetah. Rasanya manis dan beraroma khas. Bijinya berbentuk bulat memanjang atau bulat pipih, hitam mengkilap, dan berkeping dua.
Dari biji, dapat digunakan untuk perkembangbiakan secara generatif. Namun demikian, khusus untuk tabulampot sawo, sebaiknya menggunakan bibit cangkok. Alasannya, umur panen relatif genjah, sekitar setahun bahkan bisa kurang. Sementara untuk bibit asal biji, akan berbuah sekitar 4-5 tahun.
CANGKOK SENDIRI
Pilih cabang yang cukup besar, sehat, dan lurus. Buat dua keratan melingkar cabang dengan jarak 5 cm, dan lepas kulitnya. Kerik kambium, dan biarkan selama 3 – 5 hari. Gunakan zat pengatur tumbuh akar (misal Rootone F), lalu oleskan pada bidang sayatan.
Ambil pembalut (sabut kelapa, lembaran plastik), lalu diikat pada bagian bawah keratan.
Selanjutnya, media cangkok (tanah subur dan pupuk kandang) diletakkan pada bidang keratan sembari dipadatkan hingga membentuk bulatan setebal 5 – 6 cm. Pembalut bagian atas juga diikat. Lalu ambil lidi, tusuk-tusukkan pada media yang telah terbungkus hingga membentuk lubang-lubang kecil.
Enam hingga delapan minggu kemudian, amatilah. Jika muncul akar-akar baru dari celah-celah pembalut, itu berarti pencangkokan sukses. Langkah selanjutnya adalah melakukan pendederan bibit cangkok sawo.
Siapkan polybag yang diisi campuran tanah subur dan pupuk kandang (1:1). Potong cangkokan, sebagian daun dan ranting. Lepas pembalutnya, dan masukkan di tengah-tengah polybag. Siram sampai basah. Simpan di tempat teduh dan aman. Setelah beradaptasi 4 minggu dan tunas-tunas baru bermunculan, bibit cangkok sawo dapat dipindahkan ke dalam pot.
Mengingat tanaman ini nantinya diharapkan berbuah lebat, pilihlah pot yang kuat dan punya diameter sekurang-kurangnya 40 cm. Pot juga sebaiknya punya kaki dan berlubang pada bagian dasarnya. Media tanam harus lengkap berisi bahan organis dan anorganis. Yang termasuk organis adalah pupuk kandang, kompos, atau humus. Sedangkan yang anorganis meliputi tanah subur, pasir, pecahan genting, atau bata merah. Untuk tabulampot sawo, Anda bisa pilih memilih media tanam, seperti campuran tanah subur, pasir dan pupuk kandang (2:1:1), atau campuran tanah, sekam padi dan pupuk kandang (1:1:1), atau campuran tanah, serbuk gergaji dan pupuk kandang (1:1:1).
Cara mengisi media, masukkan selapis pecahan genting di dasar pot. Tambahkan selapis mos dan ijuk, lalu tambahkan lagi campuran media tanam berupa tanah subur dan pupuk kandang. Jangan lupa, berikan obat Furadan atau Curater sebanyak 2 sendok makan. Keluarkan bibit dari polybag, potong sebagian akar, cabang, ranting, atau daun yang berlebihan. Setelah itu, tanam dan padatkan media tanamnya. Siram sampai basah, dan simpan di tempat teduh untuk sementara.
Sering kita jumpai, kondisi tabulampot sawo tampak kering, kurus dan ogah berbuah. Kenapa? Jawabannya pasti karena kurang atau tidak dilakukan pemeliharaan dengan baik. Untuk itu, Anda harus melakukan pemupukan NPK, yang dapat diperoleh di kios atau toko pertanian terdekat.
Pada umur satu bulan, beri pupuk NPK (15-15-15) sebanyak 50 gram per pot. Caranya, benamkan merata sedalam 10 cm. Pemupukan berikutnya setiap 3 bulan sekali. Namun demikian, jika tanaman mulai berbunga, sebaiknya menggunakan NPK yang memiliki kandungan fosfat dan kalium lebih tinggi. Misalnya, NPK 15-20-20. Beri sebanyak 100 gram per pot
Idealnya, pembungaan dan pembuahan tabulampot sawo berlangsung terus-menerus sepanjang tahun. Pembungaan paling lebat terjadi pada musim penghujan. Namun, terkadang macet juga. Nah, untuk merangsang pembuahan, silakan simak beberapa tips berikut:
1. Sekitar 3 bulan sebelum musim hujan, beri pupuk NPK (15-20-20), dilanjutkan dengan teknik pengeringan berselang-seling. Contohnya, selama seminggu tidak disiram sama sekali (asal jangan sampai layu permanen). Setelah itu, siram sedikit demi sedikit selama 3 hari, dan keringkan lagi. Lakukan teknik pengeringan berulang-ulang hingga muncul tunas-tunas baru untuk pembungaan.
2. Ikat pangkal batang tabulampot sawo dengan kawat. Tujuannya untuk membatasi transportasi air dan unsur hara dari dalam tanah yang berlebihan.
3. Jangan ragu menambahkan zat pengatur tumbuh, misalnya Dekamon atau Atonik.
4. Potong akar dengan menyisakan 3 cabang akar.
ADA YANG BERAROMA DURIAN
Jenis sawo ternyata cukup banyak. Apa saja?
1. Sawo manila kulon
Bentuk buah lonjong, berbiji banyak, bergetah, dan cukup tahan disimpan.
2. Sawo manila betawi
Bentuk buah juga lonjong, berukuran besar, tidak banyak getah, rasa manis, tapi kurang tahan di simpan.
3. Sawo manila malaysia
Bentuk buah lonjong, berukuran besar, rasa buahnya manis.
4. Sawo manila karat
Bentuk buah agak lonjong, berukuran besar, berkulit tebal, kasar, dan berbintil-bintil kecil.
5. Sawo apel lilin
Bentuk buah bulat, berukuran agak besar, daging buah terasa agak keras.
6. Sawo apel kelapa
Bentuk buah bulat kecil-kecil, berkulit tebal, bergetah, berbiji banyak, dan tahan disimpan.
7. Sawo duren
Bentuk buah bulat, kulit buah halus, dan licin. Disebut sawo duren, karena aroma buahnya mirip dengan buah durian. Ada dua macam sawo duren, yakni sawo duren hijau dan sawo duren merah.
SEMBUHKAN DISENTRI
Selain buahnya yang lezat disantap, sawo ternyata juga memiliki khasiat untuk mengatasi beberapa penyakit atau kelainan.
A. Mengerem Diare
Ambil 1 buah sawo muda, cuci sampai bersih. Sawo diparut, lalu diperas dan disaring. Bila perlu, tambahkan sedikit air matang.
Silakan minum 2 kali sehari. Bisa juga menggunakan daun sawo. Sediakan 1 mangkok daun, lalu cincang dalam 2 gelas air bersih selama 15 menit. Nah, air rebusan ini diminum 3 kali sehari.
B. Menyembuhkan Radang Mulut
Ambil 1 mangkok daun sawo, lalu cincang dalam 2 gelas air bersih selama 10 menit. Pakai air hasil rebusan untuk berkumur.
Ambil 8 buah sawo muda, cuci bersih. Kunyah-kunyah halus dengan garam secukupnya. Sedikit demi sedikit ditelan, lalu minum air hangat. Lakukan 2 kali sehari hingga sembuh.
loading...
Loading...
Urainnya bagus dan menarik
BalasHapus