Tanaman yang tidak kunjung berbunga bisa dirangsang perkembangannya dengan melakukan induksi pembungaan. Induksi pembungaan ini seringkali dilakukan pada beberapa jenis tanaman buah dan tanaman tahunan.
Sebelum melakukan induksi, tanaman harus berada pada kondisi yang tercukupi akan nutrisinya. Selain itu tanaman juga harus sudah melewati fase vegetatif atau fase juvenile.
Beberapa jenis tanaman memiliki fase vegetatif yang berbeda-beda. Misalnya saja pada tanaman jeruk, jeruk siam memiliki fase vegetatif yang lebih singkat jika dibandingkan dengan jeruk keprok. Fase vegetatif haruslah terlewati terlebih dahulu karena jika tidak, induksi hanya akan merusak tanaman.
Induksi pembungaan dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan perlakuan secara kimia dan mekanis.
Induksi secara kimia bisa menggunakan zat penginduksi tanaman seperti ZPT (Zat Pengatur Tumbuh). Jenisnya ZPT ini sangat beragam, meliputi Naphtaleine Acetic Acid (NAA), Auxin, Giberelin, Paklobutrazol, dan Potasium Klorat.
Prinsip cara kimia ini adalah untuk mengubah fisiologis tanaman dengan cara menghambat fase pertumbuhan vegetatif melalui peran hormon atau senyawa kimia tertentu, agar muncul fase generatif, bunga dan buah.
Kelebihan induksi pembungaan secara kimia, yaitu bisa menginduksi dengan lebih pasti. Sayangnya, cara ini tidak dianjurkan pada beberapa jenis tanaman karena bisa menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia. Salah satu tanaman yang sebaiknya tidak diinduksi secara kimia adalah tanaman jeruk.
Induksi pembungaan secara kimia juga mempunyai kelemahan lain yaitu, tanaman akan terlihat merana ditandai dengan kerontokan daun dan ranting yang mengerut. Ranting tersebut akan mudah patah. Dalam jangka waktu dan dosis yang membahayakan, cara ini bisa menyebabkan tanaman mati.
Selain cara kimia, induksi pembungaan juga dapat dilakukan secara mekanis. Berikut ada beberapa langkah cara induksi pembungaan secara mekanis.
Pemangkasan cabang
Cara ini disebut juga dengan cara pruning. Pemangkasan dilakukan pada cabang dan ranting hingga didapatkan pohon yang tidak terlalu lebat. Pemangkasan ini akan menyisakan hanya beberapa dahan dan cabang utama pohon.
Pengeratan batang atau cabang
Pengeratan dilakukan dengan cara mengerati pembuluh kulit pohon secara melingkar pada lingkaran pohon hingga terlihat pembuluh xylem atau pembuluh kayunya.
Pelukaan
Hampir sama dengan pengeratan batang, cara pelukaan dilakukan dengan melukai pembuluh floem dengan benda tajam. Namun, bentuk pelukaan ini bisa bermacam-macam seperti dengan pengerokan, pencacahan, pemakuan, atau hanya pengirisan kulit kayu.
Pengikatan
Cara ini dilakukan dengan mengikat erat pohon dengan kawat. Alhasil, transpor hasil fotosintesis pada pembuluh floem akan terhambat.
Pengeringan
Cara terakhir ini dilakukan dengan mengeringkan lahan dalam waktu tertentu. Jika sudah terjadi pembungaan, pengairan dilakukan kembali hingga jenuh. Cara ini disebut juga sebagai stressing air.
Cara-cara di atas dapat dilakukan masing-masing atau dikombinasikan beberapa cara sekaligus. Misalnya pada pohon jeruk, induksi pembungaan mekanis dapat dilakukan dengan pengeringan, pemangkasan, dan pengeringan secara bersama-sama.
Referensi:
balitjestro.litbang.pertanian.go.id
pertanianku.com
amp.oppo.baca.co.id
sayurankita.com
loading...
Loading...
0 Response to "TEKNIK MERANGSANG PEMBUNGAAN PADA TANAMAN BUAH"
Posting Komentar