Bebek
Peking merupakan salah satu jenis bebek dalam kategori bebek pedaging,
karena itu para peternak bebek peking memanen ternakannya sebagai
daging. Olahan makanan dari daging bebek peking sangat bervariasi dan
cukup mendapat tempat di masyarakat. Selain itu pertumbuhan bebek peking
relatif cepat, sehingga tidak heran bisnis bebek peking ini cukup
prospektif untuk ditekuni. Sebagai upaya untuk memaksimalkan budidaya
dan bisnis Bebek peking ini telah dikembangkan pola Kemitraan Peternakan
Bebek Peking.
Mengapa Bisnis Bebek Peking?
Bisnis bebek peking merupakan
peluang bisnis yang cukup potensial, jika anda masih penasaran dengan
bisnis ini ada beberapa hal yang membuat peluang bisnis ini layak
dipertimbangkan:
1. Dari segi laju pertumbuhannya,
ternak itik dapat tumbuh lebih cepat dari ternak ayam, apalagi itik yang
tergolong tipe pedaging seperti itik peking. Pada umur satu bulan berat
itik peking sudah mencapai 1,5 kg dan pada umur 2 bulan beratnya sudah
bisa mencapai 3 kg, sedangkan untuk ayam potong (broiler) pada umur yang
sama hanya bisa mencapai berat sekitar 1 kg dan 2 kg.
2. Ternak itik diyakini jauh lebih
tahan terhadap penyakit jika dibandingkan dengan ternak ayam. Sekalipun
penyakit-penyakit yang menyerang ternak ayam pada umumnya juga menyerang
itik, namun akibat yang diderita oleh itik tidak terlalu parah. Hal ini
terkecuali hanya pada kepekaannya terhadap aflatoxin di mana itik amat
peka terhadap aflatoxin yaitu jamur pada biji-bijian.
3. Dalam bentuk usaha peternakan
rakyat, peternakan itik dapat diusahakan dengan memanfaatkan peralatan
yang amat sangat sederhana, misalnya perkandangannya serta alat-alat
yang digunakan dalam kandang. Bahkan itik dapat bertahan hidup di alam
terbuka dengan model kandang seperti kemahnya anak pramuka.
4. Dalam usaha peternakan itik yang
diusahakan secara ekstensif kita dapat memanfaatkan alam sekitar di
mana banyak terdapat sumber-sumber karbohidrat dan protein yang terbuang
sia-sia seperti sisa-sisa panen padi di sawah, cacing, ikan-ikan kecil
di sungai-sungai, dan lain sebagainya. Di samping itu, karena itik
memiliki insting berkelompok (flocking instinct) yang amat kuat, maka
ini sangat membantu dalam hal pengendalian terutama untuk model
pemeliharaan yang bersifat ekstensif (digembalakan).
5. Kulit telur itik pada umumnya
lebih tebal dibandingkan dengan kulit telur ayam. Ini mempunyai arti
penting dalam hal mengurangi resiko pecah atau retak terutama dalam
penanganan (product handling) dan transportasi. Terlebih untuk usaha
penetasan telur dan pembuatan telur asin.
6. Pada umumnya unggas air seperti
ternak itik dan yang lainnya jarang bahkan bisa dikatakan tidak memiliki
sifat kanibal dan agonistik (berkelahi)
7. Sisi lain pemanfaatan limbah
terutama bulu, selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan kasur, bantal,
atau pakaian, maka untuk bulu itik jenis tertentu seperti entok dan yang
lainnya dapat dipergunakan sebagai bahan suttle kock. Ini berarti ada
nilai lebih dari limbah yang berasal dari ternak itik.
8. Jika dibandingkan dengan telur
ayam ras maka telur itik terkesan lebih dihargai karena telur itik
dijual dengan satuan butir/biji sedangkan untuk telur ayam ras dijual
dengan satuan kilogram (kg).
9. Secara umum harga produk ternak
itik baik untuk komoditi telur atau daging terasa lebih stabil jika
dibandingkan dengan produk ternak ayam.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi
Bangka Belitung (Babel) mengembangkan budidaya peternakan bebek peking
karena meningkatnya permintaan pangsa pasar nasional dan internasional
terhadap daging bebek tersebut.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan
dan Pertenakan Babel, Bayodandari, di Pangkalpinang, mengatakan,
pemerintah daerah memotivasi para pengusaha dan peternak untuk
mengembangkan bebek peking seiring dengan permintaan pasar terhadap
daging bebek peking cukup tinggi.
"Pada 2009 ekspor daging peking ke
manca negara seperti Singapura, Cina, Jepang, Taiwan berkisar 150 ton
dan permintaan pasar nasional berkisar 20 ton pertahun, sementara
produksi daging bebek peking terbatas seiring masih kurang minat
masyarakat," ujarnya.
Ia mengatakan, berdasarkan
pengalaman di lapangan, bebek peking mempunyai kemampuan menghasilkan
daging dengan waktu cepat serta kualitas yang tidak kalah dengan ayam
ras pedaging. Bebek peking mempunyai kemampuan untuk menghasilkan
produksi daging kurang dari dua bulan bisa menghasilkan berat badan
sekitar 3 - 3,3 kilogram dan siap panen.
"Hal ini telah dibuktikan peternak
bebek peking di Belinyu Kabupaten Bangka yang menjadikan bekas tambang
timah dalam mengembangkan bebek peking dan bebek peking umur 53 hari
bisa mencapai berat badan sekitar 3,25 kilogram," ujarnya.
Menurut dia, permasalahan yang
dihadapi peternak dalam mengembangkan bebek peking yakni ketersediaan
bibit yang terbatas dan tingginya pakan bebek peking.
"Kita masih mengandalkan bibit dari
Malaysia karena untuk melakukan pembibitan bebek peking harus memiliki
ketersediaan SDM dan sarana listrik yang memadai.
Sementara ketersediaan bahan pakan
ternak peking, peternak mengandalkan pasokan pakan dari Pulau Jawa dan
Sumatera sehingga biaya produksi bebek peking tinggi," ujarnya.
Menurut dia, Bangka Belitung
(Babel) bisa mengimpor daging itik atau bebek paking ke sejumlah negara
jika didukung oleh sarana yang memadai seperti listrik, pakan ternak dan
lokasi pembibitan yang bisa membuat mempercepat perkembangbiakan bebek
paking.
"Geografis daerah di Babel cukup
mendukung sebagai sentra pembibitan bebek paking jika benar-benar
dikelola lebih serius, tentu juga didukung oleh dana yang memadai,"
katanya.
Banyak pertanyaan yang masuk kepada
kami seputar DOD itik peking dan cara beternak itik jenis pedaging ini.
Karena kapasitas kami yang kurang memadai dan waktu yang kami miliki
juga sangat terbatas maka kami menurunkan sebuah artikel yang ditulis
oleh Bapak Ir. H. Idih Purnama Alam dengan judul “BUDIDAYA ITIK PEKING
(PEKING DUCK)”. Beliau adalah pegawai Dinas Peternakan Provinsi Jawa
Barat, sehingga menjadi sangat pas lah ketika pakar dan ahlinya yang
berbicara. Namun tidak menutup kemungkinan kalau ada pertanyaan dari
pembaca seputar produk ini kami akan berusaha menjawabnya sebatas
kemampuan dan kapasitas kami, insyaallah. Semoga bermanfaat.
Seperti kita ketahui bersama, bahwa
perkembangan perunggasan sejak awal tahun 2004 telah banyak didera
dengan berbagai cobaan yang banyak mengakibatkan terpuruknya usaha di
bidang perunggasan, baik itu peternak ayam ras (petelur/pedaging), ayam
buras maupun peternak itik. Dimulai dengan adanya serangan penyakit
unggas yang terkenal ganas yaitu penyakit avian influenza (AI) atau yang
lebih populer dengan sebutan penyakit flu burung sampai dengan kenaikan
harga bahan baku pakan ternak maupun pakan ternak jadi akibat kenaikan
harga bahan bakar minyak, kondisi seperti itu dirasa sangat menekan
terhadap perkembangan perunggasan secara menyeluruh.Pembangunan sub
sektor peternakan tidak bisa terlepas dari kegiatan pembangunan
pertanian, karena pembangunan sub sector peternakan merupakan bagian
dari pembangunan pertanian, hal ini sejalan dengan apa yang telah
dicanangkan oleh bapak presiden republik indonesia pada tanggal 11 juni
2005 tentang revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan (RPPK) di
mana peternakan termasuk di dalamnya.
Apabila kita amati bersama dari
kondisi yang telah terjadi dalam pengembangan pembangunan peternakan
fokus yang paling menonjol dan perlu mendapat perhatian serius adalah
komoditi perunggasan, hal ini disebabkan dengan banyaknya kasus penyakit
ai maupun kenaikan harga pakan serta penurunan minat masyarakat
terhadap budidaya unggas terutama unggas berupa ayam buras, malahan
tidak sedikit kasus penyakit ai ini yang menyerang terhadap manusia,
sehingga pembangunan perunggasan perlu disikapi dengan arif dan selectif
serta harus bisa menciptakan terobosan alternatif untuk mempercepat
pemenuhan kebutuhan daging yang berasal dari unggas.
Dari pengalaman di lapangan
ternyata ada komoditi lain selain ayam ras pedaging yang mempunyai
kemampuan untuk menghasilkan daging dengan waktu cepat serta kualitas
yang tidak kalah dengan ayam ras pedaging yaitu unggas air berupa itik
peking (peking duck). Di mana peking duck mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan produksi daging kurang dari 2 bulan bisa menghasilkan berat
badan sekitar 3 - 3,3 kg, sehingga sudah siap untuk dipotong.hal ini
telah dibuktikan oleh peternak di kapetakan kecamatan kroya kabupaten
Cirebon di mana itik peking umur 53 hari bisa mencapai berat badan
sekitar 3,25 kg. Seperti yang telah dimuat dalam harian kompas terbitan
Juni 2007.
Dengan melihat kondisi seperti
tersebut di atas kami mencoba membuat tulisan mengenai budi daya itik
peking dalam rangka akselerasi pembangunan peternakan unggas air untuk
pemenuhan kebutuhan akan daging dalam waktu yang relatif cepat, mudah
dan bisa dikembangkan oleh masyarakat di pedesaan.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari pola pengembangan pemeliharaan itik peking ini antara lain:
1. Untuk mencari alternatif terobosan dalam rangka mempercepat produksi daging yang berasal dari unggas air (itik).
2. Merubah pola usaha unggas air (itik) dari yang nomaden ke arah yang intensif.
3. Menjadikan usaha unggas air (itik) menjadi usaha pokok masyarakat.
4. Menciptakan peternak yang mandiri dan berkualitas (peternak tangguh).
5. Menyediakan permintaan pasar terutama permintaan daging itik yang bekualitas.
Sedangkan tujuan dari budi daya itik peking (peking duck) ini antara lain:
style="text-align: justify;">1. Meningkatkan produksi daging itik yang berkualitas.
2. Meningkatkan pendapatan dari para peternak itik.
3. Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat pedesaan.
4. Mengurangi tingkat pengangguran.
5. Memperkenalkan usaha peternakan itik jenis pedaging yang bisa menghasilkan daging kualitas prima dalam waktu relatif singkat
6. Disamping penyediaan daging,
juga bisa menghasilkan bulu itik (feathers duck) sebagai bahan kerajinan
seperti shutle cok, jok kursi, kamoceng dll.
Permasalahan
Dalam setiap kegiatan, tentunya
selalu timbul permasalahan baik permasalahan yang besar maupun
pemasalahan kecil, dan setiap permasalahan perlu dicarikan alternatif
pemecahannya. Masalah itik peking ini ada sedikit permasalahan yang
kiranya perlu diambil langkah-langkah untuk mencapai keberhasilan dan
yang timbul pada saat ini diantaranya :
1. Permintaan daging itik peking di
pasaran cukup tinggi, tetapi sumber pasokan daging pada saat ini masih
mengandalkan kepada daging import.
2. Budidaya itik peking pada saat ini masih dikuasai oleh pengusaha besar, sedangkan peternak di pedesaan masih relatif sedikit.
3. Penyediaan bakalan (DOD) peking masih bersifat tertutup, belum secara mudah didapatkan oleh masyarakat luas.
Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:
1. Penyakit Duck Cholera
Penyebab: bakteri Pasteurela avicida.
Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.
Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
2. Penyakit Salmonellosis
Penyebab: bakteri typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret.
Pengendalian: sanitasi yang baik,
pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04%
atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan
dengan label obat.
Pola Pengembangan Budidaya Itik Peking (Peking Duck)
System pemeliharaan
Untuk menentukan suatu bentuk usaha
terutama dalam usaha ternak itik, maka yang pertama kali diperhatikan
yaitu tujuan usaha, apakah tujuannya untuk menghasilkan daging konsumsi
atau mau menghasilkan bibit supaya untuk langkah selanjutnya bisa
ditentukan system pemeliharaan yang akan diambil.
Dalam usaha perunggasan terutama unggas air (itik) dikenal dengan system pemeliharaan yaitu:
1. System pemeliharaan extensif
2. System pemeliharaan semi intensif
3. System pemeliharaan intensif
System pemeliharaan extensif, di
mana pada system ini ternak-ternak dipelihara dengan cara di
abur/digembalakan tanpa memperhatikan kandang maupun makanan, karena
ternak-ternak tersebut dilepas di tempat-tempat yang mempunyai sumber
pakan alami misalnya di daerah-daerah persawahan yang baru panen.
Pemeliharaan ini dilaksanakan oleh para peternak yang bersifat
tradisional dan nomaden, kondisi ini banyak ditemukan di daerah Jawa
Barat bagian utara, karena daerah pantura ini merupakan daerah
persawahan yang cukup luas sehingga menjadi potensi bagi pengembangan
itik dengan system extensif.
Pemeliharaan dengan system semi
intesif, di mana ternak-ternak yang di pelihara sudah memperhatikan
kandang ternak dan diberi makan tetapi sewaktu-waktu dilepas untuk
mencari makan sewaktu ada peluang pada saat panen padi ataupun pada
tempat-tempat yang mempunyai potensi sumber pakan yang alami
Sedangkan pemeliharaan yang
intensif, ternak-ternak peliharaan selalu di tempatkan dikandang dan
diberi makan secara terus menerus serta sudah memperhatikan aspek-aspek
teknis pemeliharaan ternak secara ilmiah dan sudah menggunakan
teknologi-teknologi yang dianjurkan.
Untuk pemeliharaan itik peking
(peking duck), lebih tepat apabila dilaksanakan dengan system intensif,
hal ini disebabkan itik peking (peking duck) merupakan itik ras pedaging
yang mempunyai kemampuan kecepatan pertumbuhan dalam waktu yang relatif
singkat, di mana dalam kurun waktu pemeliharaan kurang dari 2 (dua)
bulan berat badannya sudah bisa mencapai di atas 3 kg dengan kondisi
makanan yang baik dan itik sudah siap dijual sebagai itik pedaging,
dengan kualitas daging yang prima.
Dalam usaha budi daya itik peking
(peking duck) ini dikenal beberapa tahapan pemeliharaan, terutama untuk
usaha budidaya pembibitan sedangkan untuk budi daya penggemukan
(penghasil daging) hanya dikenal 1 (satu) tahapan pemeliharaan.
Tahapan Pemeliharaan Pembibitan :
A. Pemeliharaan anak (masa starter)
Pemeliharaan anak/masa starter
dimulai pada saat itik peking (peking duck) berumur 1 hari sampai umur
60 hari, di mana anak-anak itik dipelihara dalam kandang khusus yaitu
untuk kandang anak dengan memakai pemanas/induk buatan dalam rangka
menghangatkan tubuh dari anak itik tersebut, hal ini disebabkan pada
umur 1-14 hari anak itik tidak tahan dengan cuaca dingin karena belum
dilengkapi dengan bulu yang sempurna untuk menahan dingin, sehingga
perlu adanya bantuan induk buatan sebagai penghangat tubuh, serta anak
itik diberi makan khusus yaitu pakan anak yang mempunyai kandungan
protein sekitar 19 - 21% kadar protein dan lebih dikenal dengan pakan
“starter”. Setelah umur 14 hari anak itik tersebut sudah mampu untuk
menahan hawa dingin sehingga tidak perlu lagi dibantu dengan induk
buatan (pemanas), di kandang ini bisa dipelihara sampai umur 60 hari
bagi pemeliharaan pembibitan, selanjutnya setelah umur di atas 60 hari
dipindahkan ke kandang masa pertumbuhan (grower). Untuk pemeliharaan
anak ini bisa dalam bentuk postal ataupun menggunakan kandang box, untuk
kandang box biasanya dilakukan pada umur 1 - 14 hari sedangkan dari
umur 15 - 60 hari dilaksanakan pada kandang postal karena badan itik
sudah mulai besar. Kapasitas kandang pada periode ini yaitu 10 - 15
ekor/m2.
B. Pemeliharaan masa pertumbuhan (periode grower)
Periode pemeliharaan itik peking
pada masa pertumbuhan/masa grower, perlu diperhatikan ternak yang
dipelihara, karena pada masa ini yang banyak dipelihara adalah itik
peking (peking duck) betina sebagai calon bibit pengganti /replacement
stock atau persediaan bibit dan juga itik peking jantan yang berfungsi
sebagai pejantan pengganti. Untuk mempersiapkan peremajaan bibit, maka
perlu dipersiapkan bibit pengganti yang mempunyai kelebihan atau
keunggulan tertentu sebagai bibit pengganti, baik jantan maupun betina
dengan sex ratio 1 : 4 ( 1 jantan 4 betina). Pada periode ini itik yang
dipelihara berumur antara 61 hari sampai dengan 150 hari, sedangkan
kapasitas kandang pada masa ini sekitar 6 - 8 ekor/m2.
C. Pemeliharaan peking duck layer/periode bertelur
Itik peking/peking duck yang sudah
berumur 5 bulan atau lebih baik jantan maupun betina dikategorikan
sebagai itik layer karena pada saat ini kondisi itik sudah bersiap-siap
untuk memproduksi telur, ada yang mulai umur 5,5 bulan atau 6 bulan
tetapi secara umum mulai bertelur normal pada umur 6 bulan. Itik-itik
tersebut ditempatkan pada kandang khusus, yaitu kandang itik dewasa ,
kandang itik ini dilengkapi dengan tempat bertelur serta kandang umbaran
atau lapangan tempat bermain yang dilengkapi dengan kolam/saluran air
yang berfungsi untuk mandi itik dan mendinginkan tubuh pada saat siang
hari dengan sex ratio sekitar 1 : 4 ( 1 jantan banding 4 betina).
Ternak-ternak ini berfungsi sebagai bibit penghasil telur yang siap
untuk ditetaskan sebagai sumber dod yang dipasarkan untuk bakalan
pemeliharaan itik peking. Kapasitas dikandang dewasa sekitar 3 - 5
ekor/m2.
Tahap Pemeliharaan Penggemukan
Untuk pemeliharaan itik
peking/peking duck dengan tujuan penggemukan hanya dilaksanakan dalam 1
(satu) masa pemeliharaan yaitu dari itik berumur 1 (satu) hari sampai
itik peking tersebut siap dijual. Dengan makanan dan pemeliharaan yang
baik ,berat badan itik peking yaitu mencapai sekitar 3,3 kg selama
pemeliharaan kurang lebih 55- 60 hari yaitu mulai umur 1 hari sampai
umur 55 hari. Pada umumnya itik-itik yang dipelihara untuk tujuan ini
adalah itik peking yang jantan, tetapi yang betinanya pun mempunyai
kemampuan yang sama dengan yang jantan hanya berbeda sedikit saja dalam
hal berat.
Kalau kita bandingkan antara waktu
pemeliharaan dengan hasil produksi daging yang dihasilkan antara itik
peking/peking duck dengan ayam ras pedaging akan lebih unggul itik
peking, di mana untuk itik peking dengan waktu pemeliharaan sekitar 53 -
55 hari bisa menghasilkan daging berat hidup sekitar 3,3 kg, sedangkan
untuk ayam ras pedaging dengan jangka waktu pemeliharaan sekitar 32- 35
hari menghasilkan daging berat hidup sekitar 1,2 - 1,5 kg, sehingga
apabila kita bandingkan dengan waktu yang sama maka akan diperoleh berat
daging itik peking melebihi berat dari pada ayam ras pedaging. Silahkan
buktikan!
Sistem Perkandangan
Sistem perkandangan dalam budi daya itik peking/peking duck bisa dikenal 3 tipe kandang diantaranya :
1. Tipe kandang battery
Dalam tipe kandang ini, ternak
dikandangkan satu persatu dalam satu kotak dengan ukuran yang hanya
cukup untuk 1 ekor itik peking/peking duck dewasa, dengan ukuran kandang
panjang x lebar x tinggi (45 x 45 x 35 cm). Dengan tipe kandang ini
biaya untuk kandang relatif lebih tinggi apabila dibandingkan dengan
tipe kandang yang lain. Dengan tipe kandang battery ini, maka sistem
perkawinannya harus menggunakan kawin buatan (insiminasi buatan) yang
dilakukan oleh tenaga manusia yang ahli dalam insiminasi buatan dengan
istilah inseminator. Pada tipe kandang ini kondisi ternak maupun
produksi telur dari pada itik peking/peking duck bisa terkontrol secara
satu persatu, apakah produktivitasnya tinggi atau rendah, begitu juga
dalam pengontrolan penyakitnya akan lebih mudah terkontrol.
2. Tipe kandang postal
Dalam usaha ternak itik yang
menggunakan tipe kandang postal, di mana ternak-ternak peliharaan
ditempatkan dalam satu ruangan besar dengan jumlah ternak tertentu, di
mana pemberian makan dan minuman ditempatkan di dalam ruangan kandang,
sehingga ternak itik yang dipelihara selalu berada di dalam ruangan,
biasanya tipe ini dalam pemeliharaan itik hanya digunakan untuk itik
starter dan grower/masa pertumbuhan tetapi adakalanya digunakan untuk
itik periode layer. Kapasitas itik untuk tipe kandang postal ini
tergantung dari pada jenis itik yang dipelihara apakah jenis itik
starter atau itik grower, untuk umur itik periode starter kapasitas
kandang yang digunakan yaitu sekitar 10 - 15 ekor/m2, sedangkan apabila
digunakan untuk preiode grower yaitu sekitar 6 - 8 ekor/m2, seandainya
digunakan untuk periode layer kapasitas kandang sekitar 3 - 5 ekor/m2.
3. Tipe kandang ranch
Tipe kandang ranch ini merupakan
pengembangan dari tipe kandang postal, di mana dalam kandang tipe ranch
ini selain ada ruangan tempat ternak juga di bagian luar/di halaman
depannya disediakan halaman tempat bermain yang biasa dikenal dengan
nama kandang umbaran yang dilengkapi dengan saluran air atau kolam, yang
berfungsi untuk mandi/membersihkan kotoran yang menempel di badannya
serta berfungsi pula untuk mendinginkan tubuh di waktu siang hari, hal
ini disebabkan itik peking merupakan jenis unggas yang tidak tahan
terhadap panas, sehingga harus disediakan air untuk pendingin tubuhnya.
Tipe kandang ini lebih cocok untuk pemeliharaan ternak unggas air dengan
cara pemeliharaan yang intensif.
sumber
sumber
loading...
Loading...
0 Response to "Budidaya Itik Peking (Peking Duck)"
Posting Komentar