Budidaya kakao budidaya tanaman kakao atau budidaya coklat,
sebetulnya sudah lama dikembangkan oleh masyarakat Indonesia baik oleh
perusahaan maupun petani perorangan. karena tanaman ini memiliki
kriteria khusus dalam perkembangan hidupnya, jadi tidak semua iklim dan
tanah yang ada di Indonesia cocok untuk ditanami pohon coklat secara baik.
Iklim Yang Baik Untuk Tanaman Kakao atau Cokelat
Namun yang jelas, pohon cokelat atau kakao atau orang banyak yang menulis dengan ejaan coklat membutuhkan batas temperature tertentu. Budidaya kakao budidaya tanaman kakao atau budidaya coklat Kalau kita ambil garis besarnya, pohon kakao
ini membutuhkan temperature rata-rata setahun 25 °C dengan temperature
harian rata-rata terdingin tidak kurang dari 15 °C. Absolut minimum
tidak boleh lebih rendah dari 10 °C sedangkan maksimumnya sampai
sekarang belum ada ketentuan.
Alasan temperature rendah ini antara lain dapat dikemukakan sebagai
sebab terjadinya pembuangan yang terlambat. Akibat dari penurunan
temperature di bawah 22 °C, perkembangan rimordia bunga terhenti.
Perkembangan akan menjadi normal kembali setelah suhu naik menjadi 25
°C.
Tanaman kakao ini juga tidak tahan terhadap penyimpangan
temperature yang agak besar tiap harinya. Penyimpangan temperature
harian dari 9 °C, menyebabkan mata-mata tunas akan mengembang dan tumbuh
menjadi tunas. Hal tersebut bila terjadi dengan berulang-ulang maka
persediaan makanan di dalam batangakan habis dan akibatnya pohon akan
mengalami hambatan dalam pertumbuhan, sehingga pembentukan bunga dan
buahpun akan terganggu.
Tanah yang Baik Untuk Tanaman Kakao atau Cokelat
Dari berbagai pendapat dan penelitian bahwa tanaman cokelat akan tumbuh dengan baik pada tanah yang mengandung humus dengan pH antara 6,1 - 7.
Di Indonesia pohon cokelat akan dapat tumbuh subur di daerah yang
curah hujannya lebih dari 3.000 mm, atau pada daerah yang curah
hujannya 1.700 mm. jadi bila diperhatikan secara seksama bukan curah
hujan yang penting, melainkan pembagiannya. Dengan demikian factor tanah
juga memegang peranan yang sangat penting.
Kalau kita melihat bentuk dan macamnya tanah yang akan dipersiapkan, dapatlah dibedakan sebagai berikut
1. Hutan (asli atau sekunder)
2. Bekas tegal ataupun hama
3. Bakas tanaman perkebunan yang lain (karet kopi, dan lain sebagainya)
1. Hutan (asli atau sekunder)
2. Bekas tegal ataupun hama
3. Bakas tanaman perkebunan yang lain (karet kopi, dan lain sebagainya)
Jarak Tanam
Jarak tanam haruslah dilakukan / ditentukan terlebih dahulu sebelum
pembukaan ataupun persiapan dilakukan. Pemancangan patok-patok ataupun
anjir-anjir semuanya ditentukan oleh jarak tanam kakao. Jarak tanam ini berbeda-beda. Apalagi antara negara satu dengan negara lainnya.
Kalau di Indonesia jarak tanam kelihatan lebih mantap, yaitu antara 4 m x
4 m ataupun 4 m x 4,5 m dan 5 m x 5 m. Di indonesia pun diadakan uji
coba dengan jarak penanaman 4 m x 2 m. Pengujian ini dilakukan di Ngobo.
Di daerah jatirono dicoba pula jarak tanam 2,5 m x 2 m, ternyata
hasilnya lumayan baik.
Kakao dapat pula ditanam tanpa okulasi, yaitu yang disebut dengan
nama tanaman semai. Karena tanaman semai ini hasilnya rendah, maka
tanaman semai yang telah berusia setahun biasaanya disambung dengan
klon-klon kualitas baik, yaitu: DR 1, DR 2 dan DR 38 atau bisa juga
disambung dengan klon-klon KWC 1, DRC 13, DRC 15, dan DRC 16.
Sedangkan untuk batang bawah dibutuhkan biji-biji dari klon-klon yang
tertentu pula agar dijamin pertumbuhan dan perakaran yang kuat. Untuk
itu biasanya dipakai jenis klon DR 1, DR 2 G 8, dan GC 8, yang telah
melalui p;ercobaan dan ujian-ujian dib alai penelitian.
Pemilihan Biji untuk Benih
Buah untuk keperluan benih, akan selalu diambil dari buah yang telah
masak. Cara pengambilan bij-biji dari buah dilakukan dengan jalan
memotong buah secara horizontal. Pemotongan ini dilakukan dengan
hati-hati supaya tidakj merusak biji. Setelah itu biji-biji dikeluarkan
dari buah. Untuk keperluan benih, maka sebaiknya diambilkan biji-biji
yang berasal dari tengah.
Selaput daging buah yang menutupi biji harus dihilangkan. Sebab kalau
tidak maka bihji tersebut akan dirusak oleh semut, karena pulp atau
daging buah itu rasanya manis. Biasanya untuk menghilangkan pulp ini
digunakan abu. Biji-biji tersebut dicampur dengan abu kemudian
digosok-gosokan dengan kain lap. Setelah itu baru dicuci dengan air.
Setelah biji dengan pulp itu terlepas, batu biji-biji itu dikecambahkan.
Hal yang penting harus kita ketahui ialah, biji coklat ini tidak sama dengan biji-biji tumbuhan lain. Sebab biji kakao ini tidak mempunyai masa istirahat, karena itulah jika yang telah disiapkan harus segera dikecambahkan.
Sebagai pengetahuan tambahan, perlu pula diterangkan kalau biji yang
terlalu masak kurang baik untuk ditanam. Sebab biji tersebut telah
berkecambah dalam buah. Dengan demikian kecambah-kecambah tersebut telah
mati.
Perkecambahan Biji
Perkecambahan biji ini dilaksanakan dalam bedengan perkecambahan. Tempat ini biasanya berukuran 0,80-1 meter dan panjangnya tergantung dari keperluan. Bedengan ini harus dibuat pada tanah-tanah yang gembur dan diatasnya dilapisi dengan pasir setinggi 15cm.
Untuk menghindari tetesan air hujan atau pun sengatan matahari, perlu
dibuatkan atap. Tinggi atap tersebut kurang lebih 1,5 meter untuk yang
sebelah timur dan 1,20 untuk yang sebelah barat.
1. Cara Meletakkan Biji
Biji yang dinamakan eye atau radical yaitu tempat keluarnya akar, diletakkan di sebelah bawah. Jika eye atau mata atau radical tidak dapat dibedakan, maka biji dengan ujung yang besar, diletakkan di bawah. Hal ini memang sangat penting karena kakao bersifat epigaes yang artinya berkecambah dengan keping bijinya di atas tanah. Oleh perpanjangan hypocotyls, keping biji akan terangkat di atas tanah.
Dengan meletakan mata berada di sebelah bawah, lembaga tanaman tidak
kehilangan energy untuk mengangkat kepingnya ke atas tanah. Biji di
susun dengan jarak alur kurang lebih 3 cm, dan jarak biji satu dengan
lainnya dalam alur kurang lebih 1 cm. Biji kita pendam secukupnya,
hingga hanya sebagian kecil saja yang tersembul dari tanah. Setelah biji
dikecambahkan, bedengan kecambah segera disiram. Penyiraman bedengan
kecambah kakao ini haruslah dilakukan sehari dua kali, yaitu pagi dan sore.
2. Pemindahan Kecambah
Setelah 4 atau 5 hari biji-biji itu mulai berkecambah, demikian juga dengan biji-biji yang lainnya. Pada hari ke-12 semua biji akan berkecambah.
Pemindahan kecambah ke keranjang ataupun kantong-kantong plastic dilakukan setelah keping-keping biji mulai tersimbul ke atas. Pemindahan dikatakan terlambat bila keping sudah membuka dan sepasang daun kecil telah tumbuh.
Pemindahan yang terlambat memungkinkan terputusnya akar tunggang. Karena akar tunggang ini telah berkembang dan mungkin telah bercabang. Kemudian dipindah, ditanam ke dalam keranjang. Untuk ukuran keranjang maupun kantong-kantong plastic itu tergantung dari kebutuhan saja.
Setelah bibit berusia antara 6 sampai 8 bulan, barulah dipindahkan ke lapangan perkebun.
Di dalam keranjang yang berukuran diameter 15-20 cmdengan tinggi antara 30-35, diisi dengan tanah kompos (yang telah betul-betul menjadi tanah) yang dicampur dengan pasir dalam perbandingan 1 : 1. Keranjang atau kantong plastik yang sudah diisi tanah tersebut dengan 1-2 cm di bawah tepi.
Pada keranjang atau kantong plastic yang sudah terisi kecambah dipindahkan untuk kemudian dipelihara secara baik-baik.
Di dalam keranjang yang berukuran diameter 15-20 cmdengan tinggi antara 30-35, diisi dengan tanah kompos (yang telah betul-betul menjadi tanah) yang dicampur dengan pasir dalam perbandingan 1 : 1. Keranjang atau kantong plastik yang sudah diisi tanah tersebut dengan 1-2 cm di bawah tepi.
Pada keranjang atau kantong plastic yang sudah terisi kecambah dipindahkan untuk kemudian dipelihara secara baik-baik.
Pemeliharaan Bibit Dalam Keranjang
Keranjang ataupun kantong plastic yang berisi kecambah tersebut disusun teratur di tanah yang agak ditinggikan dan permukaannya ditutup dengan batu sabak atau batu merah. Peneduh yang di pergunakan dapat dengan pohon pelindung atau dengan atap yang pembuatannya sama seperti pada atap bedengan kecambah.
Penyiraman di lakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari.
Seminggu setelah bibit dipindahkan ke keranjang, pemupukan perlu
diberikan. Adapun dosis pemupukan yang diberikan ukurannya adalah
sebagai berikut:
1. Pupuk yang bentuknya padat:
2 gram ZA/bibit(/+1 Sendok the), diberikan kurang lebih 3 cm melingkar batang.
2. Pupuk yang bentuknya cair:
Campuran 25 gram ZA ditambah 20 liter air yang diberikan 0,5 liter tiap batang dengan catatan bahwa setelah penyiraman dengan larutan ZA ini, bibit harus segera disiram air untuk menghilkangkan atau mencuci bagian-bagian daun/batang yang terkena larutan tersebut
Perlakukan pemupukan ini dapat dilakukan satu kali satu minggu selama 2 sampai 3 minggu.
Lubang di gali dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm pada tanah yang cuup
subur. Akan tetapi kalau pada tanah ulangan maka lubang diperbesar
menjadi 100 cm x 100 cm x 100 cm. Kemudian lubang di biarkan terbuka
pada musim kemarau.
Untuk mempertinggi humus di dalam tanah, kita bisa tambahkan potongan rumput, pangkasan flemingia ataupun tunggul-tunggul tanaman jagung. Kemudian pada bulan Oktober / November lubang tersebut di tutup kembali dengan tanah bagian atas saja.
Setelah tiga bulan dari penanaman pemberian pupuk pada tanaman kakao
perlu dilakukan dengan dosis 25 gram ZA atau 15 gram Urea. Bila menurut
analisa tanah terbukti butuh p dan K, haruslah diberi pupuk N. P. K ±
50 gram.
Perawatan yang baik akan mempercepat pertumbuhan. Jika hama diberantas, pemupukan teratur dan bebas dari saingan rumput-rumput dapat ijamin dalam waktu satu tahun sudah dapat disambung dan tumbuh dengan cepat.
Pemangkasan.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalang pemangkasan pohon kakao, diantaranya:
1. Membentuk pohon yang baik dengan bentuk percabangan yang seimbang sehingga distribusi daun merata dalam penerimaan sinar matahari.
2. Menghilangkan cabang-cabang yang tidak perlu atau pun tidak dikehendaki. Misalkan saja tunas-tunas air, tunas-tunas sapu, cabang-cabang yang sakit, cabang-cabang yang kering, cabang-cabang yang tak dapat berasimilasi sendiri / cabang yang terlindungi.
3. Menjamin aerasi yang baik
4. Untuk mempertinggi produksi yang diperoleh.
Pemangkasan pohon coklat dilakukan pada pohon yang berusia muda. Batang yang umumnya terdiri tiga sampai lima cabang utama dipangkas sehingga tinggal cabang utama sebanyak tiga buah yang dianggap cukup baik.
Langkah selanjutnya adalah melakukan pemangkasan pada cabang yang tidak diinginkasn sehingga mendorong tanaman kakao menghasilkan yang lebih baik, juga menjamin aerasi yang baik. Hal ini dilakukan secara continue dan teratur, sehingga mengarah pemangkasan pemeliharaan.
Langkah ketiga yang perlu dilakukan terutama pada tanaman yang sudah
menghasilkan, dimana untuk mencegah terganggunya pembuahan tanaman, maka
pelaksanaan pemangkasan dilakukan setelah selesai masaflush.
Pelaksanaan pemangkasan, baik itu pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan maupun pangkas yang mengarah pada pendorongan pembuahan / produksi telah banyak dilakukan oleh dinas perkebunan. Dan hasilnya cukup memuaskan.
Pemeliharaan Tanaman
A. Penyiangan
Penyianagan adalah membersihkan tanaman atau rumput penggangu yang tumbuh disekitar tanaman utama, penyiangan biasanya hanya membersihkan yang jaraknya dekat dengan tanaman utama yaitu kakao, sedangkan tanama atau rumput yang tumbuh tetapi jaraknya cukup jauh dengan tanaman utama tidak perlu dibersihkan.
B. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur-unsur yang kurang dari dalam tanah. Kalau dilihat dari labolatorium maka tanah di Indonesia ini pada pada umumnya kekurangan unsure N, dengan demikian pemberian Urea atau ZA selalu member respon paling nyata.
Kalau di daerah Jawa Barat maupun Jawa Tengah, tanahnya selain kekurangan N, juga kurang unsure P dan K. sedangkan di Jawa Timur kebanyakan tanahnya masih mengandung P dan , kecuali intuk daerah malang bagian selatan.
Karena curah hujan di Indonesia cukup tinggi hal itu akan mempercepat penurunan kesuburan pada tanah apabila tanah dikendalikan dengan baik, bahkan hujan yang turun rata-rata 300 – 450 mm dalam satu bulan hal ini tentu saja melarutkan unsure-unsur hara serta menurunkan kesuburan tanah pertanian dengan cepat.
Bentuk pupuk ada dua macam yaitu puppuk organic dan anorganik, namun untuk tanaman kakao lebih baik adalah pupuk organic. Karena didalam pupuk organic ini semua unsure hampir ada. Selain itu pupuk organic juga dapat memperkaya kandungan humus di dalam tanah yang berarti dapat memperbaiki struktur daya menahan air dan erosi.
Untuk tanaman kakao, pemberian pupuk jangan sampai under ataupun overdosis, kita memberikan pupuk harus denga dosis yang pas supaya tanaman tetap produktif dibawah aturan pemberian pupuk untuk tanaman kakao:
• Pemberian pupuk umur 1 Tahun: Pupuk N(ZA) 2 x 25 gram. Pupuk P(DS) 2 x 12,5 gram. Pupuk K(KC) 2 x 12,5 gram
• Pemberian pupuk umur 2 Tahun: Pupuk N(ZA) 2 x 50 gram. Pupuk P(DS) 2 x 25 gram. Pupuk K(KC) 2 x 25 gram
• Pemberian pupuk umur 3 Tahun: Pupuk N(ZA) 2 x 100 gram. Pupuk P(DS) 2 x 50 gram. Pupuk K(KC) 2 x 50 gram
• Pemberian pupuk umur 4 Tahun: Pupuk N(ZA) 2 x 200 gram. Pupuk P(DS) 2 x 100 gram. Pupuk K(KC) 2 x 100 gram
• Pemberian pupuk umur 5 Tahun: Pupuk N(ZA) 2 x 250 gram. Pupuk P(DS) 2 x 125 gram. Pupuk K(KC) 2 x 125 gram
• Pada tahaun-tahun berikutmya sama ukurannya seperti pemberian pupuk pada umur 5 tahun.
Pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun, dan diberikan pada permulaan musim penghujan dan pada akhir musim penghujan. Pada bulan Maret, Apri, Oktober atau November. Ketentuan diambil agar penggunaan pupuk menjadi lebih efisien, dan tidak larut dalam air hujan.
Pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman kakao.
Penyakit pada Pohon Cokelat
Macam-macam penyakit cokelat yang perlu diperhatikan yaitu phytophthora Palmivora, penyakit akar dan penyakit-penyakit yang lain.
Phytophthora Palmivora
Penyakit ini disebabkan karena jamur yang namanya phytophthora Palmivora, sedangkan gejala-gejalanya adalah sebagai berikut:
a. Busuk buah atau yang sering disebut black pod disease.
b. Kangker batang atau kulit menjadi busuk.
c. Matinya buah-buahan yang masih kecil dan kemudian berubah menjadi hitam.
d. Menyebabkan kematian di bedengan perkecambahan.
Cara Pemberantasannya
Cara pemberantasannya ialah dengan jalan mengiris atau memotong dan membersihkan kulit yang terkena sampai bagian yang sehat dan kemudian dilumas dengan Carbolineum Plantarium ataupun fungisida-fungisida yang lain. Biasanya masuknya phytophthora ke dalam kulit didahului oleh luka-luka mekanis.
2. Penyakit Akar
Penyakit akar ini serangannya tidak banyak, akan tetapi kalau tidak ditangani dengan serius atau bahkan dibiarkan saja, maka akan meluas dan tempat-tempat lowong menjadi banyak, lama-lama produksi bisa menurun karena jumlah pohon berkurang.
Tanda-tandanya
Tanaman kakao daunnya mongering dan rontok tanpa membentuk tunas lagi, terus mati. Kalau saja akarnya digali akan terlihat akar tersebut telah menjadi busuk dan bila diambil sepotong akar tersebut dan kemudian dicuci maka kita akan melihat bahwa akar tersebut berwarna merah.
Penyebab penyakit akar ini ditimbulkan karena pembukaan kurang bersih,
sisa-sisa akar tempat lowong tidak bersih, dengan demikian sumber-sumber
infeksi masih ada. Juga bisa karena penaungan yang gelap, tanah yang
berat, drainase kurang mengangtifkan sumber infeksi yang ada.
Sedangkan penyakit akar yang lain adalah fames noxius atau juga sering
disebut fomeslama oensis atau yang oleh awam dikenal sebagai penyakit
jamur akar warna kakao. Daun menguning kadang-kadang tak sempat
gugur setelah mongering. Ciri-ciri khasnya terdapat pada leher akar.
Kalau saja serangan telah sampai leher akar, maka jamur akan membentuk
badan buah, dan mengeluarkan suatu cairan yang amat lekat, bagian tanah,
pasir karena tetesan-tetesan air hujan melekat pada leher akar sehingga
membentuk lapisan tanah menutupi leher akar. Kalau akar yang akan
terkena diperiksa, terdapatlah mycelium-mycelium yang berwarna kakao.
Cara Pemberantasannya
Pemberantasannya dilakukan dengan cara menggali sampaibersih akar tanaman kakao yang
sakit, setelah terkumpul, akar-akar itu dibakar. Kemudian satu deret di
luar pohon tersebut dibuatkan saluran isolasi sedalam 160 cm untuk
mencegah perluasan penyakit tersebut.
3. Penyakit-penyakit yang Lain
Di sini akan diterangkan beberapa penyakit yang bisa menyerang pohon kakao. Penyakit ini sebenarnya jarang sekali menyerang pohon kakao di Indonesia, namun memang tak ada jeleknya untuk sekedar mengetahui dan untuk pengetahuan. Siapa tahu nanti juga bisa menyerang pohon cokelat yang kita tanam.
Penyakit-penyakit tersebut yaitu jamur diplodia dan jamur upas.
a. Jamur Diplodia
Jamur ini menyebabkan mati pucuk, hanya menyerang tanaman kakao yang physiologis lemah. Tanaman yang kekurangan unsure N, akan mudah diserang penyakit ini.
b. Jamur Upas
Penyakit Jamur Upas atau sering juga pula disebut Corticium salmonicolor menyerang cabang-cabang yang terlindung, gelap hingga kelembaban udara luar.
Gejalanya
Pada permulaan timbul anyaman benang-benang putih disusul dengan pembentukan bintik-bintik yang warnanya putih pula.
Perkembangan yang lebih lanjut akan terbentuk suatu jaringan berwarna salm, menutup prmukaan cabang yang diserang.
Pemberantasannya
Dengan jalan memotong akar yang sakit kemudian dibakar.
Hama Pada Pohon Cokelat
1. Cacao Mot
Cacao mot menyerang pada buah. Kupu-kupunya adalah jenis kupu-kupu malam yang menyerang dan meletakkan telurnya setelah matahari terbenam. Telur tersebut diletakkan dipermukaan buah. Setelah telur tadi menetas dan menjadi ulat. Maka ulat-ulat kecil ini yang kemudian membuat lubang dan masuk kedalam buah kakao. Mereka itu lalu tinggal dalam buah, biji ataupun tempat-tempat saluran makanan.
Karena didalam buah itu banyak dihuni ulat-ulat buahnya pun menjadi
rusak. Bijinya kalau buah bisa masak, sukar sekali dilepaskan. Kalau
saja ulat-ulat itu menyerang dan memutuskan saluran-saluran makanan maka
walaupun buahnya terus tumbuh, bijinya akan tetap muda dan gepeng atau
kosong.
Cara Pemberantasannya
Cara Pemberantasannya
Dahulu untuk memberantas cacao mot selalu dipakai system rampasan,
artinya buah-buah yang menggantung di pohon pada bulan oktober semua
dirampas. Ini berarti mengorbankan±30% seluruh produksi setahunnya, atau
bahkan lebih. Dengan demikian dapat dipastikan kerugian paling sedikit
30%.
Kerugian tersebut bisa bersifat ongkos dan mutu.
1. Ongkos rampasan, ongkos memecah buah yang lebih mahal.
2. Biaya lebih mahal sedangkan produksi lebih kecil
3. Mutunya menjadi rendah hingga mempengaruhu harga jual menjadi lebih rendah.
Setelah diadakan penyelidikan dan penelitian selama bertahun-tahun di Balai Penelitian Perkebunan Bogor, maka pada awal tahun 1992 telah ditemukan cara pemberantasan yang baru untuk gangguan cacao mot ataupun yang seringdikenal dengan nama Acrocercops Cramerella.
Di dalam penemuan ini disebutkan kalau gangguan ini dapat diatasi dengan system”Kondomisasi”, yaitu dengan jalan menyelubungi buah-buah kakao dengan bungkus plastic bagian atas diikatkan pada tangkai buah, sedangkan ujung bawah tetap terbuka. Penyelubungan yang terus menerus ini ternyata didalam penyelidikan bisa menekan penurunan produksi dari 80% menjadi 1%.
Praktek kondomisasi buah kakao, ini sekarang sedang digalakkan dan diujicobakan terus diperkebunan-perkebunan kakao di Maluku Utara.
Karena telah terbukti kegunaannya maka dinas perkebun pun menganggap bahwa usaha kondomosasi sebagai salah satu dari pencegahan yang baik, atau bahkansangat baik untuk saat ini.
Cara Hidup Cacao mot
Sekedar untuk pengetahuan maka tak ada jeleknya kalau kita pun
mengetahui bagaimana sebenarnya cara hidup dari hama yang disebut cacao
mot itu.
Buah-buah kakao dari segala umur,kecuali buah yang masih kurang
dari 7 cm dapat diserang oleh cacao mot. Telur-telur cacao mot ini
berwarna orange dan berukuran 0,5 x 0,3 mm akan menetas dalam jangka
waktu 7 hari. Kemudian ulat-ulat yang keluar dari telur tersebut akan
hidup sampai 15-18 hari di dalam buah cokelat, hingga mencapai
panjang±10mm.
Pada masa berkepompong dibuatnya lubang keluar buah dengan benang-benang
lender yang keluar dari mulutnya. Melalui benang-benang inilah ia turun
ke tanah. Setelah 6 hari keluarlah kupu-kupu dari kepompong tersebut
yang hanya berumur 5-7hari. Setelah bertelur, kupu-kupu atau mot itu
mati.
2. Helopeltis
Helopeltis ini disamping menyerang buah-buah dari segala umur, juga menyerang tunas-tunas yang masih muda. Akan tetapi hama ini lebih senang menyerang buah kalau dibandingkan dengan tunas-tunas yang masih muda. Sebab kalau memang tak ada buah, barulah hama helopeltis ini menyerang tunas-tunas muda.
Buah-buah cokelat yang diserang helopeltis ini akan kelihatan kalau ada bekas-bekas tusukan dan berupa bintik-bintih hitam pada permukaan buah. Kalau ada serangan yang hebat, maka seluruh permukaan buah menjadi busuk.
Sedangkan pada buah-buah muda yang lebih kecil dari 5 cm biasanya pada puncak-puncak serangan akan mongering. Sedangkan kalau padabuah yang lebih besar,efeknya adalah pertumbuhan buah tersebut tak akan sempurna, tidak dapat mencapai ukuran besar yang wajar. Mutunya juga akan menurun karena bijinya akan tetap mengecil.
Kalau kebun kakao kita ini sedang tidaak berbuah hama helopeltis akan menyerang pada tunas-tunas yang masih muda. Akibat dari serangan helopeltis, pucuk-pucuk yang diserang akan menjadi kering dan layu. Demikian juga dengan daun-daunnya. Kalau saja ada tanaman cokelat yang tumbuh gundul dan cabang-cabangnya kering, dapat dipastikan bahwa pohon tersebut diserang hama helopeltis.
Pembentukan tunas baru memang masih bisa terjadi. Nanti kalau ada serangan ulang dari helopeltis maka keadaan pohon akan menjadi bertambah gawat. Bisa saja pucuk-pucuk pohon itu tumbuh dengan pucuk baru, namun kalau helopeltis tidahk dicegah dan diberantas maka ia akan menyerang lagi. Bila ini dibiarkan bertahun-tahun dipastikan pohon kakao akan hancur dan mati.
Akibat lain kalau sampai tanaman cokelat menjadi gundul adalah, karena kekurangan daun maka tanah di bawah menjadi terbuka dan sering kena sinar matahari secara langsung. Dengan begitu segala macam rumput,teki, atau pun alang-alang akan dapat tumbuh dengan cepat. Ini semua akan mengakibatkan regenerasi kakao bertambah sulit.
Bila sudah dalam keadaan demikian. Dapat dipastikan dalam waktu dua
tahun berturut-turut akan mengalami kerugian karena tidak ada produksi
atau bila ada, tidak akan bisa menutup ongkos-ongkos pembiayaan.
Cara Hidup Helopeltis
Telur-telur helopeltis dimasukkan kedalam buah kakao dalam 2-3
kelompok. Pemasukan ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut
ovipositor. Sedangkan stadium dari telur menjadi larva antara 6-24 hari
dan ini tergantung dari tinggi rendahnya tempat. Kemudian larva-larva
dari telur itu dengan amat lincahnya berpindah dari satu buah ke buah
lainnya. Ini dilakukan meskipun mereka belum mempunyai sayap.
Setelah mengalami pergantian kulit 5 kali berturut-turut dalam waktu 110
hari, kemudian pergantian kulit yang ke-6 kalinya inilah yang
menjadikan larva-larva ini menjadi binatang dewasa adalah munculnya
semacam tanda dipunggung dan juga telah mempunyai sayap yang sempurna.
Helopeltis terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1. Jenis Helopeltis Antonii.
2. Jenis Helopeltis Theivora
Tanda-tanda helopeltis antonii adalah warnanya hitam dan pada dadanya berwarna merah, tanduknya kelihatan lurus. Sedangkan kalau helopeltis theivora berwarna hitam dan dadanya merah, tanduknya membengkak ke belakang.
Keadaan cuaca dan persediaan makanan mempengaruhi kecepatan pembiakannya. Bila persediaan makanan banyak, keadaan lembap dan panas, perkembangannya sangat cepat. Sedangkan bila udara kering terutama pada waktu musim kemarau, pembuatan telur ada kalanya terhenti, dengan demikian populasi akan menurun.
Cara pemberantasannya
Cara memberantas hama helopeltis bisa menggunakan endrin 19,2 EC. Dengan
kadar 0,4 %. Percobaan ini ternyata membawa hasil yang baik dan tidak
berpengaruh jelek dalam pembentukan buah. Atau bisa menggunakan BHC
Spray 0,5% dan Basudin 60 0,2%. Perlu diketahui bahwa sebaiknya waktu
penyemprotan dilakukan malam hari antara pukul 18.00 – 20.00, sebab saat
itu pergerakan helopetis lebih lamban atau bahkan telah diam sama
ekali.
3. Ulat Kilan
Hama lain adalah ulat kilan atau yang sering disebut hyposidra talaca Wilk dan Antitrygodes divisaria Wilk. Ulat-ulat tersebut menyerang daun kakao.
Pemberantasannya dengan mempergunakan insektisida, antara lain Endrin 19,2 EC 0,4 BHC Spray 0,5%, Thiodan 35 0,2%, Anthio 40 0,2%. Caranya bahan-bahan tersebut disemprotkan.
loading...
Loading...
0 Response to "PANDUAN BUDIDAYA COKLAT / BUDIDAYA KAKAO"
Posting Komentar